nusakini.com-- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani menyatakan komitmen dukungan Percepatan Peningkatan Kompentensi Tenaga Kerja Melalui Pengembangan Program Pelatihan Terpadu yang rencananya akan diluncurkan oleh Bapak Presiden Jokowi di Kawasan KIIC (Karawang International Industrial City) di Karawang, Jum'at tanggal 23 Desember 2016. 

Peluncuran program pemagangan ini adalah sebagai tindak lanjut Penandatanganan Nota Kesepahaman yang sudah dilakukan tanggal 24 April 2016 yang lalu. Program ini dilatarbelakangi kesepahaman kedua belah pihak untuk memberikan keterampilan kepada para pencari kerja.

Menurut data kementrian ketenagakerjaan, pada tahun lalu, dari 122,38 juta angkatan kerja, sebesar hampir separuh atau sebanyak 50,8 juta adalah lulusan SD ke bawah, sementara lulusan SMP adalah 20,7 juta dan lulusan SMA sebanyak 19,8 juta. 

Peluncuran program pemagangan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kemitraan antara Pemerintah Indonesia dan pelaku usaha untuk meningkatkan kapabilitas dan daya saing pekerja Indonesia agar dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan pasar tenaga kerja baik di dalam maupun luar negeri. Sebelumnya, Kadin Indonesia turut serta dalam rapat koordinasi tentang Pelatihan Tenaga Kerja yang dilakukan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dimana Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan pentingnya kemitraan antara pemerintah dan swasta dalam mengembangkan pendidikan keterampilan di Indonesia. 

“Kami di Kadin Indonesia menyambut baik perhatian Pemerintah Indonesia dalam menciptakan tenaga kerja terampil di Indonesia. Peluncuran program pemagangan hari ini merupakan bentuk dari komitmen kami untuk mendukung upaya pemerintah,” ujar Rosan. 

Data BPS (2015) menunjukan bahwa saat ada lebih dari 7 juta angkatan kerja yang belum mempunyai pekerjaan, sementara di saat yang sama dunia usaha mengalami kesulitan untuk merekrut tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dan siap pakai. Semua pihak menyadari bahwa ada ketidaksesuain/Mis-match antara kebutuhan dunia industri dengan ketersedian tenaga terampil di Indonesia.   

Peluncuran program pemagangan antara Dunia Industri dan Pemerintah dibuat sebagai jembatan antara kebutuhan dunia industri dan para pencari kerja. Melalui skema yang dibuat akan membuat pasar tenaga kerja di Indonesia bisa bertumbuh dan akan memperkecil kesenjangan mis-match tersebut. 

Pendekatan selama ini terhadap pasar kerja di Indonesia lebih cenderung kepada pendekatan sisi penyediaan – Supply side. Selama ini, penyediaan tenaga kerja melalui supply side masih bisa diimbangi oleh masing-masing industri untuk mendidik mereka setelah mereka menjadi pekerja di masing-masing perusahaan. Namun, menghadapi era kompetisi yang semakin ketat ini, setiap industri/perusahaan membutuhkan kecepatan untuk merespon ketatnya persaingan usaha. Guna merespon hal tersebut, Penyediaan tenaga kerja yang dilakukan dari sisi supply side ini harus mulai kita rubah dengan pendekatan demand side. Sehingga program penyediaan tenaga terampil melalui pelatihan keterampilan sebaiknya didasari pada kebutuhan tenaga kerja oleh dunia usaha. 

Pendekatan Demand Side membutuhkan kemampuan dan sistem manajemen yang kuat mengenai perencanaan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) atau manpower planning.

Perencanaan kebutuhan SDM di masing-masing perusahaan – di setiap sektor – di setiap wilayah (kabupaten/kota dan propinsi) dan pada akhirnya perencanaan kebutuhan SDM secara nasional. Setelah peluncuran program pemagangan terpadu ini, Dunia Industri dan Pemerintah akan membuat Perencanaan kebutuhan SDM di masing masing sektor. 

Untuk menjawab tantangan diatas, komunikasi antara informasi ketenagakerjaan dan pusat latihan kerja/Balai Latihan Kerja (BLK) menjadi salah satu kunci keberhasilan strategi ini.

Sementara hal-hal tersebut masih memerlukan waktu untuk memperbaikinya, dunia usaha dapat berperan serta dengan membagi pengalaman untuk memberikan masukan yang positif bagi pengembangan pendidikan keterampilan dan bahkan menjadi center of excellence untuk mencetak tenaga terampil yang dibutuhkan.

Perusahaan-perusahaan yang mempunyai fasilitas pelatihan dapat menjadi partner Balai Latihan Kerja/BLK yang ada di masing-masing wilayah dan juga bisa menjadi mitra Dunia Pendidikan untuk mencetak tenaga-tenaga kompeten sesuai keahlian yang dibutuhkan. Pola kemitraan tersebut, pada akhirnya akan mencetak tenaga kerja kompeten untuk sektor/industry tersebut. 

KADIN patut bertanggung jawab untuk memberikan masukan kepada pemerintah, mempromosikan dan mendorong perusahaan untuk menyelenggarakan pelatihan kerja, dan membangun kualitas dan kuantitas dari penyelenggaraan pelatihan kerja melalui pemagangan.

Dari tanggung-jawab ini, Kadin dan Kementerian Ketenagakerjaan RI akan menyusun program, kurikulum, silabus, dan materi ajar di pelatihan berbasis kompetensi, serta bersama-sama melakukan monitoring dan evaluasi atas penyelenggaraan pelatihan terpadu secara berkala. Dan untuk memastikan kesinambungan peran tersebut Dunia Usaha dan Pemerintah akan segera membentuk Komite Vokasi Sektoral di setiap Daerah. 

“Semoga melalui kemitraan yang baik dan berkesinambungan ini, dunia usaha dapat turut berperan serta dalam membangun kompetensi tenaga kerja Indonesia sehingga kedepannya Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki kapabilitas keterampilan yang sangat baik di dunia,” lanjut Rosan. 

Bagaimana pun juga, untuk menarik investasi baru guna mengembangkan ketersediaan lapangan kerja, diperlukan tenaga kerja – tenaga kerja yang terampil dan kompeten.Tenaga kerja terampil dan kompeten ini diharapkan mampu mendorong produktifitas dan pada akhirnya meningkatkan daya saing industri yang ada di Indonesia. 

Sekali lagi, melalui kesepahaman ini, peningkatan produktiftas dan daya saing diharapkan mampu mendorong pertumbuhan industri yang pada akhirnya akan menciptakan peningkatan lapangan kerja. Dan hal ini diharapkan mampu berkontribusi secara nyata pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. 

Terakhir, setelah peluncuran program pemagangan ini akan diikuti dengan pembentukan Tim Teknis Pelaksanaan & Pemantapan Program yang anggotanya akan terdiri dari Pihak Pemerintah dan Dunia Industri. (p/ab)